31 Januari 2009

Resiko Mimpi

Selesai sudah persiapan saya, baru persiapan awal, menjadi entrepreneur, dengan cara berusaha menghidupi semua biaya perjalanan hanya dengan barang-barang bawaan saja.

Mungkin ini memang resiko dari sebuah mimpi, yang saya pilih untuk saya jalani. Hidup di pulau terpencil memang membutuhkan effort ekstra. Berangkat bukan untuk jadi pegawai yang gajinya tiga kali lebih besar daripada di kota besar.

Sebenarnya saya sudah pernah melakukan hal seperti ini, namun hasilnya tidak sebaik yang saya harapkan, prinsip hidup orang-orang disana rupanya sangat berbeda dengan prinsip orang-orang kota. Selain prinsip, terlalu banyak hal lainnya yang juga berbeda, seperti gaya hidup, kebutuhan, etika, pergaulan, dan mungkin masih banyak hal lainnya. Dengan bermodalkan pola pikir orang kota, saya coba membaur dengan mereka, yang ternyata tidak dibutuhkan disana.

Saat ini saya sudah mengetahui apa yang mereka butuhkan, setidaknya itu yang mereka minta ke saya. Mudah-mudahan usaha saya kali ini sesuai dengan harapan yang saya inginkan. Sehingga mimpi kecil ini bisa mendukung mimpi-mimpi yang lebih besar lagi.

1 komentar: